Cantik itu Tak Harus Putih
BANYAK banget remaja  yang salah mengira bahwa cantik itu identik dengan putih. Karena asumsi  inilah akhirnya membuat para remaja terutama yang cewek tergila-gila  dengan perawatan kulit. Berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk pergi  ke salon dan spa sekadar agar kulit terlihat lebih putih. Berapa banyak  juga produk lotion yang dilumurkan ke tubuh agar mendapatkan kulit putih  ideal.
Siapakah yang diuntungkan dari asumsi  salah semacam ini? Negara produsen produk kecantikan jawabnya. Mereka  berlomba-lomba membuat produk dan diberi merk bahkan dengan embel-embel  khusus untuk daerah tropis agar laris. Remaja pun merasa malu bila belum  pernah memakainya. Jadilah, remaja-remaja putri itu lebih mementingkan  penampilan wajah dan fisik daripada akal dan akhlak.
Mereka lebih fasih membicarakan merk  produk kecantikan daripada pelajaran. Mereka lebih peduli artis icon  produk kosmetik berapa kali ganti sepatu daripada saudara di Palestina  yang diberondong peluru. Inilah gambaran memprihatinkan sebagai akibat  dari gencarnya kapitalisme menjajah negeri.
Kembali ke topik cantik dan putih.  Indonesia adalah negara tropis. Karena letak geografis dan gen leluhur  bangsa, maka mayoritas orang Indonesa dikaruniai kulit berwarna sawo  matang atau agak kecoklatan. Upaya untuk memutihkan kulit sesungguhnya  tak membawa manfaat apa pun. Malah yang terjadi adalah sebaliknya. Kamu  akan terlihat aneh bila nekad memakai produk pemutih kulit ini. Wajah  kamu terlihat putih tapi lengan tetap sawo matang.
…Kamu akan terlihat aneh bila nekad memakai produk pemutih kulit ini. Wajah kamu terlihat putih tapi lengan tetap sawo matang…
Ada sebuah kejadian menggelikan ketika  keponakan melulurkan sabun mandi ke seluruh tubuh tapi sengaja tidak  serius ketika membilas dengan air. Walhasil, seluruh tubuhnya masih  terlihat bercak putih tanda si sabun masih lengket. Usut punya usut  ternyata gadis kecil berusia 5 tahun ini ingin punya kulit putih seperti  yang sering ditayangkan di iklan sabun TV. Ironis! Bagaimana otak  seorang bocah kecil mudah teracuni oleh tayangan iklan produk pemutih  wajah dan badan.
Bayangkan apabila gadis kecil tersebut  mempunyai asumsi salah ini berlanjut hingga ia remaja dan dewasa. Tak  heran bila bangsa ini tidak semakin maju tapi malah berjalan mundur  ketika generasi mudanya mendewakan fisik semata. Hal ini tak bisa  dibiarkan. Harus ada pembenahan persepsi bahwa cantik itu tidak  ditentukan oleh warna kulit.
Kecantikan itu adalah apa yang terpancar  dari kepribadian dan keimananmu. Kamu disebut cantik ketika akalmu  dimanfaatkan secara maksimal untuk mengenal Rabb-nya dan mengetahui  posisi diri sebagai hamba. Dari sinilah akan terpancar pesonamu yang  terwujud dalam akhlak mulia. Allah berfirman bahwa yang membedakan  manusia satu dengan lainnya adalah takwa.
Takwa ini adalah kunci cantik. Bukan  warna kulit, pun bukan putihnya wajah. Apa gunanya wajah putih ketika  diajak ngobrol malah tulalit. Apa gunanya cantik wajah tapi mata selalu  digunakan untuk jelatatan, dan mulut selalu untuk berkata jorok dan  maksiat. Tak akan ada orang suka meskipun cantiknya melebihi bintang  sinetron. Bahkan sebaliknya, banyak sekali orang yang tidak putih  kulitnya malah punya teman banyak yang baik dan setia. Itu karena orang  menghargai dirinya sebagai apa adanya dia, bukan hanya kulit luar yang  bersifat sementara.
…Takwa ini adalah kunci cantik. Bukan warna kulit, pun bukan putihnya wajah. Apa gunanya wajah putih ketika diajak ngobrol malah tulalit…
Cantik seperti inilah yang langka. Inner  beauty, kata orang bule. Kecantikan yang terpancar dari dalam hasil dari  tempaan iman dan takwa seseorang. Jadi, jangan terkecoh oleh anggapan  salah dan promo iklan bahwa cantik itu putih. Buktikan bahwa semua  perempuan bisa cantik, tak peduli warna kulit. Karena sungguh, pesona  kecantikan imanmu akan jauh lebih bermakna daripada warna kulit yang  habis dimakan usia.
Tetaplah cantik apa pun warna kulitmu ya ^_^
[Ria Fariana/voa-islam.com]

 
0 komentar:
Posting Komentar